Rabu, 24 Juni 2009

Daerah Tangkapan Air Rawa Gambut dan Bendungan Damit

Rawa gambut dan bendungan damit termasuk dalam daerah tangkapan air yang berfungsi menampung sebagian besar air yang ada di permukaan bumi.

Rawa gambut terletak di Kecamatan Gambut, Kalimantan Selatan. Kecamatan Gambut mempunyai luas wilayah 12.930 ha, yang merupakan 2,77 % dari luas Kabupaten Banjar. Berdasarkan Tata Ruang Kecamatan Gambut, persediaan tanah yang dapat diusahakan sebagai lahan pemukiman dan pertanian (sawah) seluas 8.632 ha, sedangkan sisanya kurang lebih 4.267 ha merupakan sebaran hutan kerangas dan yang mempunyai ketebalan gambut dalam yang menjadi faktor pembatas dalam pemanfaatannya.

Gambar 1. Rawa Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain. Istilah gambut sendiri diserap dari bahasa daerah banjar.

Hasil observasi menunjukkan bahwa daerah tangkapan air di lahan gambut sekarang sudah menyempit hal ini di karena kan olah masyarakat yang tidak bertanggung jawab yaitu menebang pohon secara liar atau sengaja dan lahan gambut sekarang banyak digunakan untuk daerah pemukiman, sehingga daerah tangkapan air semakin menyempit.

Semakin menyempitnya daerah tangkapan air di rawa gambut dapat berdampak buruk untuk derah sekitar karena dengan berkurangnya daerah tangkapan air makan akan berkurang juga jumlah air yang bisa ditampung oleh daerah tangkapan air tersebut dan sisa air yang ada akan menggenangi daerah yang ada di ekitar daerah tangkapan air tesebut.

Keadaan vegetasi dan perairan terutama daerah tangkapan air pun sangat memprihatinkan. Fakta di lokasi menunjukkan bahwa ada beberapa jenis vegetasi yang mampu hidup dan bertahan di kawasan ini seperti teratai, rerumputan, karamunting, kayapu, dan paku-pakuan, tetapi tanaman yang lebih mendominasi yaitu galam dan purun tikus. Terlihat dari hasil observasi di lahan gambut airnya bau tidak enak, sangat kotor, dan warna yang merah kecoklatan merupakan salah satu penyebab mengapa hanya beberapa jenis vegetasi saja yang mampu tumbuh di rawa ini. Sedangkan fauna yang terdapat di daerah ini seperti ikan, ular, burung, kodok, ulat dan kadal.

Gambar 2. Keadaan Rawa Gambut

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.

Damit adalah sebuah desa yang terletak di salah satu sudut rangkaian pegunungan Meratus, wilayah ini terletak di dataran tinggi yang hampir seluruhnya tertutup padang ilalang dan hutan-hutan kecil. Damit merupakan salah satu daerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak di kawasan selatan pulau Kalimantan. Kawasan ini merupakan contoh di mana hutan telah rusak dan intervensi manusia harus dilakukan untuk mendapatkan air. Di bendungan (impoundment) inilah beberapa anak sungai kecil dan air hujan ditampung untuk keperluan pertanian dan perikanan.

Gambar 3. Bendungan Damit

Bendungan damit di bangun dengan tujuan untuk memenuhi ketersedian air yang mana air sangat diperlukan untuk pengairan bagi pertanian dan perkebunan yang ada di daerah terebut. Hutan-hutan kecil yang berada di sekitar kawasan ini juga ikut berperan atas ketersediaan air bagi bendungan tersebut. Di mana melalui proses evaporasi serta evapotranspirasi dari siklus hidrologi tumbuhan-tumbuhan mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak oleh akar sehingga mengairi bendungan di kawasan ini. Pengairan yang dilakaukan untuk mengaliri daerah pertanian dan perkebunan adalah dengan menggunakan sistem irifagasi.
Adapun tanaman yang umumnya dikelola oleh petani-petani di daerah Damit ini adalah padi, jagung, tomat, timun, kacang panjang, karet, singkong, dan pisang. Sedangkan fauna yang dapat dijumpai di daerah ini meliputi burung, ikan-ikan, katak, ular, tikus dan kadal. Sehingga mereka dapat berperan dalam kegiatan ekonomi
. Banyak sekali indikator yang dapat digunakan untuk menilai peran masyarakat yang hidup di kawasan rawa ini.

Gambar 4. Perkebunan dengan menggunakkan sistem irigasi di Damit

Pesisir Pantain Desa Tabanio

Pantai adalah daerah dimana tempat daratan dan air laut bertemu. Pantai berupa daratan yang sempit atau lebar dimana air laut berpengaruh dalam pembentukannya. Deretan pantai dibentuk oleh perbedaan pasang surut air laut atau kegiatan makimum ombak mencapai daratan.

Pantai Tabanio yaitu pantai yang terlatak di Desa Tabanio Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Desa tabanio terletak di pesisir pantai tabanio yang sebagian besar penduduknya menckupi kehidupannya dengan menjadi seorang nelayan. Selain bekerja sebagai nelayan penduduk sekitar juga bekerja sebagai petani dan beternak sapi.

Pantai tabanio kini sudah tidak nampak seperti dulu lagi. Bibir pantai tabanio kini sudah semakin memendek setiap tahunnya, hal ini dikarenakan terjadinya abrasi pantai yang mengikis sedikit demi sedikit pasir pantai yang ada di sekitar pantai tabanio.

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini.

Abarasi yang terjadi dipantai tabanio tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Akibat kuatnya angin dan ombak laut yang terus menerus menerjang pantai membuat pengikisan alur-alur pantai tersebut kian mengkhawatirkan.

Gambar 1. Pesisir pantai tabanio

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di daerah pesisir pantai tabanio terhadap para penduduk yang tinggal disekitar pantai, pengikisan bibir pantai yang terjadi berkisah hampir 5 meter pertahunnya. Sedikitnya karang dan tidak adanya pemecah ombak semakin memperparah abrasi yang terjadi di daerah pesisir pantai tabanio. Tidak ditemukannya vegetasi hutan mangrove juga merupakan salah satu penyebab semakin parahnya abrsi yang terjadi.

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Penanaman hutan mangrove disekitar pesisir pantai tabanio sangat berpengaruh dalam menghambat besarnya tingkat abrasi yang terjadi disekitar pesisir pantai tabanio.Penanaman hutan mangrove disekitar pesisir pantai tabanio sangat berpengaruh dalam menghambat besarnya tingkat abrasi yang terjadi disekitar pesisir pantai tabanio.


Gambar 2. Hutan Mangrove

Selain abrasi pantai masih banyak lagi masalah yang di temukan di daerah pesisir pantai taanio yakni kebersihan lingkungan pantai dan juga minimnya pendidikan yang ada di daerah terebut. Kebersihan di pantai tabanio kurang mendapatkan perhatian yang seriaus dari masyarakat sekitar. Berdasarkan observasi yang dilakukan kepada para penduduk, keberihan pantai hanya akan dilakukan pada saat akan di laksanakannya pesta pantai atau kegiatan syukuran yang dilakukan oleh masyarakat seitar setiap tahunnya atas semua hasil tangapan ikan dan panen yang telah mereka peroleh di tahun itu.


Banyaknya sampah yang ada di sekitar pantai baik sampah yang berasal dari penduduk sekitar atau sampah yang berasal dari seretan air laut yang terdampar di pesisir pantai dapat merusak vegetasi pantai itu sendiri, selain dapat merusak vegetasi pantai sampah-sampah yang berserakan tersebut juga membuat pemandangan di sekitar pantai menjadi rusak. Selain sampah dari masyarakat itu sendiri dan juga sampah yang di bawa oleh ombak adalah kotoran sapi yang berserakan di sekitar pantai yang menyebabkan udara di sekitar pantai menjadi tidak nyaman. Kotoran sapi tidak hanya terdapat di sekitar daerah pesisir pantai saja tetapi di sekitar pemukiman penduduk. Kotoran sapi ini dapat menimbulkan polusi udara di daerah sekitar dan juga dapat merusak ekosistem sekitar pantai.

Gambar 3. Lingkungan sekitar pantai tabanio

Dari masalah abarasi dan kebersihan lingkungan pantai faktor yang paling berpengaruh munculnya masalah tersebut adalah kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya untuk menjaga lingkungan sekitar mereka terhindar dari masalah-masalah tersebut.

Dari segi pendidikan masalah yang ada di desa tabanio tabanio adalah kurangnya tingkat pendidikan yang tersedia di daerah tersebut. Di desa tabanio hanya terdapat 3 sekolah dasar (SD) dan hanya 2 saja yang masih altif sedangkan yang satunya lagi tidak terpakai karena keadaan bangunan yang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan pengajaran. Untuk sekolah menengah pertama (SMP) letaknya sangat jauh dari desa sekitar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menempunya. Selain kurangnya tingkat pendidikan di desa tabanio kurangnya tenaga pengajar yang ada di desa tabanio merupakan salah satu faktor minimnya pendidikan di daerah tersebut.