Tungkaran merupakan sebuah daerah yang terletak di provinsi kalimantan selatan, kecamatan martapura, kabupaten banjar. Di daerah tungkaran ini sebagian besar masyarakatnya hidup untuk bercocok tanam salah satunya bertanam kacang, selain bertanam kacang masyarakat sekitar daerah tungkaran juga memanfaatkan lahan yang ada disekitar meraka sebagai kawasan pertambakan ikan khususnya pertambakan ikan air tawar.
Secara geografis desa tungkaran terlatak pada titik pada titik 3o 37’ 22,8” S 114o 42' 09,2” E. Desa tungkaran merupakan daerah yang sebagian besar kawasannya merupakan kawasan lahan basah yang masih belum digarap dan masih terlihat keasrian dari lahan basah tersebut. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah hamparan lahan yang hijau ditumbuhi oleh beberapa tanaman rawa.
Lahan basah yang masih belum tergarap itu merupakan habitat yang sangat nyaman bagi tanaman-tanaman rawa dan tanaman air seperti Purun Tikus (Eleocharis dulcis), Eceng gondok (Eicchorina cressipes), dan teratai (Salvinia molesta). Selain sebagai habitat bagi tanaman rawa dan tanaman air kawasan ini juga menjadi habitat dari hewan air seperti kodok rawa (Fejervarya cancrivora) dan ikan air tawar seperti ikan sepat Ikan Sepat (Trichogaster pectoralis).
Sebagian besar lahan basah yang ada didaerah tungkaran menjadi habitat utama dari tumbuhan eceng gondok (Eicchorina cressipes), ecen gondok sering dikenal sebagai tanaman gulma atau tanaman hama sehingga banyak lahan basah di dereah tungkaran yang tidak bisa dimanfaatkan sebaik mungkin karena di tumbuhi oleh eceng gondok. Sebenarnya eceng gondok yang cukup banyak tersebut bisa menjadi nilai ekonomi yang cukup tinggi kalau saja dikembang biakan secara benar, misalnya saja seratnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan yang sekarang sudah banyak di ekspor keluar negeri. Daun dari tanaman eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi enceng gondok juaga mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk ekosistem sekitar lahan basah tersebut, eceng gondok dapat menjadi pembersih polutan logam berat yang ada di air yang dapat mengganggu ekosistem sekitar lahan basah tersebut.
Lahan basah yang masih belum tergarap itu merupakan habitat yang sangat nyaman bagi tanaman-tanaman rawa dan tanaman air seperti Purun Tikus (Eleocharis dulcis), Eceng gondok (Eicchorina cressipes), dan teratai (Salvinia molesta). Selain sebagai habitat bagi tanaman rawa dan tanaman air kawasan ini juga menjadi habitat dari hewan air seperti kodok rawa (Fejervarya cancrivora) dan ikan air tawar seperti ikan sepat Ikan Sepat (Trichogaster pectoralis).
Sebagian besar lahan basah yang ada didaerah tungkaran menjadi habitat utama dari tumbuhan eceng gondok (Eicchorina cressipes), ecen gondok sering dikenal sebagai tanaman gulma atau tanaman hama sehingga banyak lahan basah di dereah tungkaran yang tidak bisa dimanfaatkan sebaik mungkin karena di tumbuhi oleh eceng gondok. Sebenarnya eceng gondok yang cukup banyak tersebut bisa menjadi nilai ekonomi yang cukup tinggi kalau saja dikembang biakan secara benar, misalnya saja seratnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan yang sekarang sudah banyak di ekspor keluar negeri. Daun dari tanaman eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi enceng gondok juaga mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk ekosistem sekitar lahan basah tersebut, eceng gondok dapat menjadi pembersih polutan logam berat yang ada di air yang dapat mengganggu ekosistem sekitar lahan basah tersebut.
Selain eceng gondok tanaman yang juga mempunyai manfaat yang sangat baik dalam eksistensi lahan basah di daerah tungkaran tersebut adalah purun tikus atau dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan Eleocharis dulcis. Purun tikus (Eleocharis dulcis) adalah tanaman khas daeraha rawa yang memiliki Batang tegak, tidak bercabang, warna abu-abu hingga hijau mengkilat dengan panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm. Sedangkan daun mengecil sampai ke bagian basal, pelepah tipis seperti membran, ujungnya asimetris, berwarna cokelat kemerahan. Purun tikus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan berupa tas, tikar dan lebih banyak lagi dan juga dapat menjaga tanaman para petani dari serangan hama serangga.
Ekosistem disekitar lahan basah di daerah tungkaran sedikit terganggu dengan adanya sampah-sampah rumah tangga dan sampah-sampah anorganik yang sangat sulit untuk diuraikan yang berserakan di kawasan tersebut. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang seberapa pentingnya peran lahan basah tersebut dalam ekosistem merupakan sebab yang dapat menghambat kelangsungan lahan basah tersebut. Apabila hal ini tidak cepat ditanggulangi maka akan menghambat eksistensi dari lahan basah itu sendiri serta dapat merusak kelangsungan dari ekosistem yang ada di sekitar lahan basah tersebut.